Sabtu, 25 Desember 2010

Holiday

             Aku selalu begini setiap liburan di rumah, duduk di beranda rumah sambil mengobrol ngalor ngidul. membicarakan masa depan yang bagiku begitu gelap bersama kedua ortu bagaikan berada dalam penjara guatemala. Aku hanya duduk sambil menatap laptop seakan tak mendengar apa yang mereka bicarakan. namun aku terus mengikuti pembicaraan itu yang sampai saat ini menekanku hingga aku sulit untuk bernafas. Sebenanya semuanya mudah bila patokan yang dibuat kakakku satu-satunya dapat aku lewati. Ya benar ini semua tak lain tak bukan hanyalah soal melewati atau sekedar menyamai patokan yang telah dibuat sebelumnya. Tapi apakah aku bisa melewatinya? hanya waktu yang Akan bisa menjawabnya.
            Aku hanya sesekali menimpali pembicaran tersebut, tapi hatiku berdebar dengan apa yang mereka bicarkan. aku adalah korban sebuah patok. mereka menganggap kakak telah mengangkat derajad ORTU. dan aku? belum di buktkan. tapi keduanya pada setiap pembicaaraan selalu tak melupakan kata syukur. enth berapa puluh kali mengucapkannya. aku terharu sekligus termotivasi oleh mereka. dan kini waktunya aku tuk bersyukur karena Allah telah memberikan orang tua yang menyanyangiku dan selalu melimpahkan kasih sayangnya walau aku tahu mereka harus bekerja keras untuk kami. Aku sebagai putri kalian tak sekalipun merasa kekurangan kasih kalian. 
           Akhirnya apa yang aku jalani kemarin, saat ini, dan yang akan datang tak lain adalah untuk kebahgiaan, kebanggakan, dan senyum kalian Ibu dan Ayah. DEngan segenap hatiku, aku persembahkan masa depanku ini hanya untu kalian. Cinta ini akan selalu kujaga selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar