Minggu, 27 November 2011

Cavetubing di GUa Pindul



kegelapan itu menelanku dalam...
menampakkan kegelisahan-kegelisahan tak berujung
dan menyapu semua harap dan mimpi
kegelapan itu membawamu masuk pada suatu ketidaktahuan
menghentikan waktu yang terus berjalan
dan menyimpan suatu misteri yang pasti
bahwa kita buta pada dunia
bahwa kita hanya manusia congkak di atas bumi...
bahwa kita bukan apa-apa...
dan pasti entah suatu saat nanti kan tertelan bumi dan menghadapi sekali lagi
 kegelapan nan amat pekat.

Berpose dulu sebelum masuk Gua
Wkkk...sungguh menyenangkan Hari Pertama di Tahun 1433 H ini aku awali dengan sebuah pertualangan...Semoga untuk hari-hari kedepannya akan ada pertualangan-pertualangan baru. Wwlll semua yang biasanya gak direncanakan itu kadang terjadi dan malah bisa menjadi kenyataan.  Dari niat untuk obsevasi berubah menjadi rekreasi itulah awal perjalananan kami menyusur Gua Pindul. Gua Pindul merupakan Objek wisata baru dengan banyak nuansa  pertualangan. Terletak di Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Gua pindul menawarkan wisata yang tidak biasa. Seperti kita banyak ketahui bahwa Kabupaten Gunungkidul terkenal dengan wisata pantainya yang memukau, namun ternyata kini ada tempat wisata baru yang patut untuk para adventures coba : Susur Gua dengan cara Cavetubing. Sebenarnya apa sih cavetubing ini? yao kamipun sebelumnya juga tidak tahu, yah sebenarnya ini lebih tepat disebut sebagai cara susur gua dengan gaya rafting. Perlengkapan yang digunakan adalah Ban, pelampung, dan senter.
wkkk>..kyak di film bay Watch ya...cwek2 cantik yg mau masuk gua.hihihi
hemm...setelah sedikit wawancara dengan Bapak Subagya sebagai Ketua pengelola WISATA disana kami :  Aku, Ana, Mega , dan Icha yang tadinya tidak berniat untuk menyusur gua, akhirnya memutuskan juga untuk    mencoba cavetubing. Sebenarnya ada beberapa paket yang ditawarkan  seperti paket Rafting sungai Oyo ( Rp 45,000,-) paket susur gua kering Gelatik, dan paket cavetubing  gua Pindul (Rp 30.000,-).  hem Karena kami lebih tertarik untuk dengan gua pindul kamipun memilihnya untuk acara senang-senang mingggu ini. kkklk... well karena tidak bawa baju ganti makanya aku, icha, dan mega memutuskan untuk menyewa baju dengan harga Rp 4000,-. Harga Rp 30.000,- yang kami bayar ternyata tidak termasuk pakaian, dari harga itu kita mendapat : 2 pemandu+2 senter, Ban, pelampung, sepatu anti air, dan Asuransi. 

Berdoa dulu sebelum masuk gua
Dari kesekretariatan kita harus jalan terlebih dahulu  kira-kira 300 meter untuk mencapai bibir Gua. Sebelum Masuk kita diberi nasihat terlebih dahulu untuk  jangan membuang sesuatu atau mengambil sesuatu di dalam gua. Setelah itu kita juga diharuskan untuk berdoa bersama-sama terlebih dahulu agar selamat sampai tujuan. Amin...SAatnya masuk dalam Gua...waooow...pemandangannya sungguh memukau, disekitar mulut gua air sungguh berlimpah sehingga terlihat banyak anak-anak kampung yang mandi disana tanpa rasa takut. Bapak pemandu bertanya kepada kami, apakah merasa takut atau was-was...wkkk, kontan kami menjawab tidakk...hemmm, mengapa harus takut Naik gunung dan rafting pernah kami coba koq...wkkk, susur gua cermai juga pernah..., dari sini  terlihat sedikit tidak menantang kalau yang aku rasakan.
Ini lho yg namanya batu keperkasaan...wkkk

Batu Tirai.
Arus berjalan begitu tenang dan kami berempat duduk ditengah-tengah ban sambil berpegangan tangan berusaha tidak terlepas dan saling menguatkan. Adapun urutannya dari depan ke belakang adalah :  Pemandu 2 yang membawa kamera (masih anak SMP), Icha, Ana, Aku, Mega, dan Pemandu 1. Air yang berwarna hijau lumut terlihat tenang namun juga agak menyeramkan. Saatnya masuk Gua...tinggi Gua sekitar 7-12 Meter., awalnya kita masuk pada Zona terang disana masih terlihat cahaya walo tidak terlalu terang, disana pula kita sudah dihadiahi pemandangan stalagtit dan stalagmit yang masih aktif. Bapak pemandu menjelaskan proses terbentunya Stalagtit dan Stalagmit tadi dengan sangat fasih. cececekk jadi keingat MR Hadori dosen lapangan kita waktu di Gua Cermai 2,5 tahun lalu...

Sebelum masuk Gua
Zona terang terlewati, kita kemudian masuk zona Remang..dimana cahaya yang masuk dalam gua cukup sedikit dan terkesan remang-remang...disana kita bisa melihat batu tirai semacam stalagtit yang berbentuk seperti bunga dan batu keperkasaan..heheh.  Markinjut...(mari Kita Lanjut____>) zona Kegelapan Abadii..dimana cahaya tidak ada sedikitpun...di tempat ini kita akan  bertemu stalagtit dan stalagmit yang sudah menyatu dan disebut dengan SaKA gIRI (tIANG gunung) oleh penduduk sekitar.  Menurut keterangan pemnadu sebenarnya kita berada di bawah bukit dan Saka Giri inilah yang menyangganya. Dari situ aku jadi menyimpulkan kalo sebenarnya orang2 di Gunungkidul itu kebanyakan hidup di atas sungai bawah tanah dengan air melimpah. Jadi Slah besar kalo Gunungkidul itu kekurangan air, yang ada kekurangan sumberdaya untuk mengangkut air dari bawah ke permukaan bumi.  Di Zona Kegelapan abadi inilah senter dimatikan dan kami diarahkan pemandu untuk merenung betapa beruntungnya kita hidup di dunia ini dikaruniai sepasang alat penglihatan yang begitu sehat, serta perenungan2 lainnya. 
Melihat Stalagtit yang masih aktif
berjejer...dan bergandengan tangan

Perjalanan dilanjutkan lagi, kini terlihat cahaya dari kejauhan tapi ternyata itu bukanlah akhir, itu merupakan gua vertikal, Atap gua yang rubuh sehingga cahaya dapat terlihat. Disana areanya cukup luas sehingga terkesan seperti kita berada di kolam renang bundar berdinding Batu kapur,..airnya terlihat hijau bening menarik kita untuk berenang di dalamnya.  Sebagai tantangan kita pun terjun dari sebuah batu yang menempel di di dinding gua ke dalam kolam yang tingginya kira2 2-3 meter. Tidak terlalu tinggi namun untuk orang yang baru pertama kali terjun itu sungguh menakutkan. well untukku ini baru sebuah tantangan, yang pertama terjun adalah my little Sister Mega, terus aku, and Ana. Menunggu Icha terjun cukup lama...kita bertigapun tak henti-hentinya  untuk menyemangatinya agar jangan takut untuk terjun, Sip deh...salut buat Icha yang mampu mengalahkan ketakutannya itu. 
Gua vertikal (atap Guanya runtuh)

berpose sebelum terjun
Terjun....!1!!
Berikutnya kita menuju pintu keluar gua, Aku, Mega, dan Ana memilih untuk berenang tapi Icha memilih untuk naik ban..hemm, dasar manja sekali anak ini. Sampai luar gua...masih terdapat kolam yang cukup besar dan banyak anak kecil yang mandi dan terjun naik turun dari sebuar batu pada dinding gua...well kalo yang ini lebih tinggi kira2 4-6 meter... Aku mencoba yang pertama, kemudian Ana  dan terakhir Mega, sayang Icha cukup menjadi penonton saja di sini. kekek...Welll setelah itu aku mecoba satu kali lompatan lagi dan kamipun menuju basecamp/kesekretariatan karena sudah capek...ttt,..dan tepat pukul 11.30 kamipun meninggalkan dusun Bejiharjo menuju kota Wonosari (Ana langsung pulang ke rumahnya)..Aku dan Icha setelah makan di Wonosari  langsung balik ke Jogja dengan membawa banyak cerita. Mega Pulang ke rumah ..mungkin berbagi certita sama Ibu..hhh

Di pintu keluar gua: mengumpulkan keberanian untuk terjun

Perenungannku...
Ingatkah cerita Socrates tentang zona nyaman yang diceritakan kembali oleh Plato muridnya? itulah Gua dimana kita begitu senang hidup nyaman dalam kedinamisan yang kita ciptakan tanpa tahu cahaya.  Manusia dalam zona nyaman  Sepanjang hidupnya sebenarnya hanya melihat  bayang2 dunia di dinding gua yang tersinari sedikit cahaya tanpa  tahu akan keindahan di luar gua.  DAn  ketika ada seorang manusia yang ingin keluar dari Zona nyamannya malah mendapat tentangan dari manusia2 lain di Zona Nyaman...manusia itu begitu ingin tahu kebenaran dibalik dinding2 gua, tapi kemudian mati terbunuh ketika akan keluar karena ketakutan manusia penghuni gua lainnya...ketakutan akan kebenaran yang indah sekaligus menantang. 
Aku tidak mau seperti manusia  Socrates yang mati di bunuh oleh teman2nya yang menganggapnya berfikiran aneh dan berbeda, padahal beratus-ratus tahun kemudian buah fikirannya begitu menjadi panutan manusia sesudahnya. Aku tidak mau hidup dalam gua yang begitu palsu oleh keindahan, aku ingin keluar, berfikir out of the box, aku ingin melihat keindahan dunia, aku ingin menjadi petualang...walo penuh tantangan dan ketidaknyamanan tapi ini..aku...Aku yang ingin bebas sepeti burung...