Kamis, 22 Desember 2011

MOm's Day

Aku teringat Ibu...
Aku bisa saja menjumpainya...
Tapi aku sangat malas untuk menemuinya...
MY Mom's
Anak seperti apa aku ini? pulang ke rumah sebenarnya adalah yang sangat ingin aku lakukan Ibu, tapi membayangkan naik motor melewati jalan yang berliku hampir selama 2 jam sudah membuatku malas.  Anak seperti apakah aku ini? padahal sudah membayangkan kau tinggal sendiri dalam kesepian di rumah kita yang besar tetap tak mampu menggerakkanku untuk pulang. Anak seperti apakah aku ini ibu? yang berjanji akan pulang tapi tak kunjung juga pulang., padahal aku yakin kau disana sudah menyiapkan hidangan terlezat yang bisa kau sajikan untuk anakmu ini. Anak seperti apakah aku ini Ibu? yang sangat mengerti kau merindukan kami untuk menemanimu dalam kesepianmu tapi tetap tak sedikitmpun hatiku tergerak.
Ibu aku sungguh-sunguh mohon maaf, aku bukan anak yang baik, aku terlalu egois untuk membenarkan semua tindakanku, padahal ku tahu pasti semua ini tidak benar. SEMUA ini tidak benar..Aku merindukanmu tapi aku malas jalan menemuimu padahal bisa. Aku tak bisa membayangkan persanmu yang merindukan anak-anakmu yang begitu jauh tapi tak mampu kau mendekat. Ibu....aku sadar cintaku ini tidak ada secuil dari cintamu padaku. lalu bagaiman aku bisa sedikit membalasnya?? bukan membalasnya..itu terlalu berlebihan, mungkin lebih tepat bagaimana aku bisa membuatmu sedikit bahagia? Bagaimana?? aku terlalu naif untuk tahu apa sebenarnya..PULANG menemuimu di hari IBu...tapi aku terlalu egois...egois...sudah aku putuskan tidak akan pulang hari ini..besuk saja ya Buk., setelah itu aku akn menemanimu selama 1 minggu penuh. 

Selasa, 20 Desember 2011

Lawu : Pendakian Nekat yang Penuh Cerita

(naik  lewat Cemoro Kandang – turun  lewat Cemoro Sewu)

Hatiku bergemuruh...meronta..dan berontak
Tapi apa daya semuanya tak mungkin terulang lagi...
Puncak Lawu
Mendaki gunung adalah sesuatu yang kini  aku yakini sebagai panggilan jiwa. Sebagai pemula ini adalah hal yang berat, tapi dengan tekat yang kuat semua itu aku lakukan sesuai dengan impianku.  You Got a dream, you Gotta protect it.. well semuanya begitu aneh, aku benar-benar telah jatuh cinta pada Gunung. Berawal dari pendakian merapi pada bulan Oktober, dilanjutkan dengan Gede pada bulan NOvember, dan terakhir Lawu pada bulan Desember. Ckkk...3 bulan 3 gunung memang gilaaa...

Seperti pendakian Merapi, pendakian lawu ini aku rencanakan bersama anak-anak PALAGA terutama dengan Jo. Seperti pada pendakian Merapi pula, Pendakian Lawu adalah dari keinginan menggebuku..wkwk.  Aku merencanakan, Jo jadi Korlapnya...hhhh.  Pendakian ini berawal dari keinginan Deni yang mau ke sumbing tapi ternyata berdasarkan polling dari anggota PALAGA lainya terpilihnya Lawu sebagai tujuan pendakian.  Hem masih simpang siur mau kemana, dan kapan pendakian dilakukan.  Kemudian karena tidak ada tindakan tegas jadi mau tidak mau aku mulai merencanakan dan mengambil tindakan dengan mengumpulkan informasi perjalanan. Setelah itu aku kabari Jo sebagai KOrlap dan Leader disetiap pendakian PALAGA seminggu sebelum pendakian, dia OK bisa ikut, selanjutnya menghubungi Baskoro cs untuk menggalang peserta. Semua serba cepat dan asal-asalan, karena tidak ada satupun dari kami pernah mendaki lawu jadi bekal kami adalah kenekatan

Kamis, 15 Desember 2011 semuanya sudah begitu sempurna baik peserta maupun keputusan mau lewat jalur mana.  Walau agak menggelembung pesertanya tapi semua kita niati dengan wajah kenekatan,hhh. 
Wel ini dia pesertanya :
Old PALAGA : Aku, Amin, Jo, Upik, Deni, Pamungkas, and Baskoro
New PALAGA : Nur S arwan, John, Yuli, Aji kempet, Dono, Ryan, Unggul, Lutfi
Menunggu PRAMEK @ stasiun Lempuyangan
Jumat, 16 Desember 2011 kami berangkat dari stasium Lempungan jam 09.40 menggunakan PRAmek dengan tujuan Stasiun Balapan Solo. Ternyata  Banyak dari kita  yang belum pernah naik Kereta …lucu deh melihat mereka. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam kami mencari Bus menuju Tawangmangu. Untuk sampai ke tempat pemberhentian bus kami harus jalan terlebih dahulu sekitar 500 meter dari stasiun Balapan.  Sebenarnya kami semua tidak tahu tempatnya tapi untung saja ketemu orang yang baru kenal di kereta dan menawarkan bantuan karena ia juga akan ke Tawangmangu. Pukul 11.00 kami mendapatkan bus ke Tawangmangu, dan dengan sangat terpaksa cowok-cowok tidak bisa mengikuti sholat jum’at. Perjalanan Solo- Tawangmangu menggunakan bus ditempuh sekitar 2 jam, sesampainya di terminal Tawangmangu kami sudah dihadang para penjaja  jasa angkutan yang akan mengantarkan kami ke basecamp pendakian cemoro kandang atau cemoro sewu. 
Cemoro Kandang
PALAGA yang niatnya adalah kenekatan memilih cemoro kandang sebagai jalur pendakian yang dikenal sebagai jalur panjang dan memutar. Sebelumnya dari obrolan dengan PURPALA  (ini adalah grup PALA aneh sebelum PALAGA) menyarankan kami untuk lewat jalur cemoro sewu saja yang sudah jelas jalurnya karena kami belum pernah kesana demi keamanan dan kecepatan. Lagi-lagi karena suatu kenekatan untuk membuktikan bahwa kami dapat mendaki lewat cemoro kandang dan turun lewat cemoro sewu  dalam waktu 1 malan 2 hari kami tak mengindahkan saran itu. Hemm…sekitar pukul 14.00 kami sampai di cemoro kandang (1830 mdpl), dan segera setelah itu sholat dzuhur dan makan siang. 
Narsis di basecamp
Ketika sampai kami sempat kuatir karena hujan gerimis turun dengan intensitas sedang, tapi syukulah gerimis tersebut kemudian reda. Setelah sholat ashar, sekitar pukul 16.00 akhirnya pendakianpun dimulai, tapi sebelumnya kita harus terlebih dahulu mendaftar dan membayar restribusi sebesar 6 ribu rupiah. Wkwk…perjalanan ini merupakan pendakian pertama bagi beberapa teman seperti John, Sarwan, Aji, dan Ryan. Hemm..semoga mereka tidak kapok ya..!!! Sempat lucu juga melihat mereka ketika mendaki seperti john yang memakai tas distro bukannya carrier untuk pendakian dan Ryan yang sudah berpakaian hangat super lengkap dari jaket yang berlapis hingga masker dan kaus tangan ketika mau jalan, hheeh..yah baru beberapa menit jalan sudah kepanasan dia.
Pos satu : Taman sari Bawah
Perjalanan sore hari ini kita awali dengan doa agar kita semua selamat hingga kembali nanti. Amin…langkah-langkah kami terbilang lambat dan santai, walo begitu tetap berfokus pada tujuan. Jargon kami ketika jalan ,hehe terutama buat si buyung Upik ML-ML kepanjangan dari mlaku leren-mlaku leren (jalan-istirahat). Sekitar satu jam kemudian yaitu pukul 17.00 sampai juga di post pertama yaitu Taman Sari Bawah (2300 mdpl).  Perjalanan dilanjutkan menuju post ke 2 dengan intensitas yang tetap lambat namun menyenangkan. Suasana sore kami nikmati ketika sinar mentari mulai keperanduannya menyajikan pemandangan sunset yang indah, namun tiba-tiba tercium bau belerang dari sebuah kawah  lama lawu. Heheh…hayao siapa yang kentut?  Akhirnya kitapun sampai Post dua  sekitar pukul 19.00.  HHMmmm…selanjutnya malam mulai turun, senterpun telah disiapkan untuk menembus gelapnya malam di tengah hutan kaki gunung lawu. Harum semerbak kemenyan di post dua tidak kami hiraukan..karena tujuan selanjutkan kami adalah post tiga yang cukup panjang.
Perjalanan sore menuju pos 2
Well memang benar kalau trek di Cemoro Kandang landai dan memutar memutar cukup panjang. Perjalanan tersebut bagaikan memutari gunung ini, post tiga tidak kunjung pula kita temui padahal perut sudah menuntut makan malam, mata berharap untuk segera dipejamkan, dan kaki ingin segera diistirahatkan. Perjalanan semakin lambat dengan beberapa teman yang mulai merasakan kram kaki. YEAh..tapi untung saja pemandangan malam membuat kami tak berhenti memuji kebesaran Allah. Subhannallah…di tepian jurang kami dapat melihat bintang atas dan bintang bawah, Bintang bawah adalah pemandangan sinar lampu kota di bawah gunung, sedangkan bintang atas adalah bintang sesungguhnya yang ada di langit. Selain itu di batas cakrawala beberapa kilat terlihat jelas, menggambarkan bahwa kota di bawah sedang hujan lebat…semakin tinggi kita berjalan, semakin luas jangkauan pemandangan kota yang terlihat..entalah ketika menikmatinya seakan lelah ini tidak artinya.
Masak makan malam di pos tiga
Hem..perasaan kami belum bertemu satu rombonganpun yang mendaki lawu pada malam tersebut dan akhirnya ketika menuju post tiga inilah kami bertemu dengan satu-satu  rombongan pendaki selain kami pada malam itu. Post tiga masih lamakah? Kami sungguh sudah sangat kelaparan?? Hehe seperti itulah keadaan kami ketika itu dan sekitar pukul 22.00 post tiga terselesaikan.  Segera kami membuat perapian untuk membuat mie, makan malam yang disajikan bersama lontong yang telah kami bawa sebelumnya. Di post tiga pula kami sholat magrib yang dijamak dengan isya’. Ada hal menarik yaitu kita bertemu lagi dengan rombongan pendaki yang sebelumnya telah kita temui di jalan,..kkk, yeah ternyata mereka rombongan aneh, bapak-bapak separuh baya yang mendaki tanpa perlengkapan lengkap dengan satu personil sakit gagal ginjal. Lebih nekat dari PALAGA aku rasa…, mereka meminjam alat masak dan kamipun harus menunggu mereka sampai selesai, di waktu menunggu itu pula kami tahu kalo bapak-bapak ini adalah semacam kelompok kritis anti pemerintah yang meramalkan akan adalanya chaos di tahun 2012..kudeta militer dll, waduh..di gunung malah ngomong politik nih kita-kita.hrrrr…Pukul 23.00 kita melanjutkan perjalanan menuju post empat yang tidak terlalu jauh namun cukup menanjak. Aku sudah  sangat lemah ketika itu, ingin rasanya segera sampai dan istirahat, aku sungguh sudah berada pada titik kelelahan yang tidak dapat ditolelir dan  pukul 01.30 kami akhirnya sampai di pos empat Cokrosuryo (3025 mdpl), langsung deh kami semua ba-bi-bu mengelar matras, dan masuk ke SB masing-masing tanpa mendirikan tenda, karena sudah ada semacam gubuk yang mampu melindungi kami dari angin dan hujan.
Pos empat tempat kita tidur
Tidur…tidur..waoww tidurku tidak tenang karena oksigen yang tipis di ketinggian, aku sesak nafas…perutku mual..what happen ?? hiks,,,ternnyata aku sakit dan ketika pagi datang akupun tidak bisa melanjutkan ke puncak hargo dumilah (3265 mdpl), yeh..aku hampir pingsan ketika itu..eh gak ding,,sudah pingsan ya kyaknya. Hehe walo begitu aku cukup senang karena ada Jo dan amin yang membantuku.  Jo terutama menungguku tidur dulu dan akhirnya meninggalkanku yang tertidur untuk mencapai puncak dengan berlari (haduh..ni baik ato kejam ya? Kok aku ditinggal ?). Setidaknya hanya 3 orang yang yang gak sampai puncak dari 15 pendaki PALAGA. Sarwan yang sakit sesak nafas dan menghirup asap lilin sebagai obatnya ternyata juga mampu ke puncak sendirian, anak ini benar-benar semangat bukan hanya ketika mencapai puncak tapi juga ketika menghirup lilin, wwkkk. Yeah bahkan Ryan juga mampu mencapi puncak walo salah minum diapet untuk obat pusingnya dan terindentifikasi kalo balunge wis entek..hehheh ada2 aja ni anak.
Padang sabana  di pos empat
Sekitar pukul 09.00 yang mendaki puncak sudah sampai lagi di pos empat dan kamipun masak sarapan ala gunung yang super lezat, adapun menunya adalah sarden yang dihancurkan  kemudian dicampur dengan mie rebus (bumbu mie goreng juga masuk) dengan sedikit tambahan sosis..yumie..makanan awul-awul yang rasanya super uenak, sebagai pengganti nasi kami gunakan roti tawar yang kita celupkan kedalam kuah mie. Huek….kalo gak di gunung makanan seperti itu gak bakalan ditemui deh. Mau..!!!?? ayo naik gunung dong..wkwkkw. setelah sarapan kita bertemu lagi  dengan  rombongan bapak-bapak  aneh  itu lagi dan tentu saja pinjam perlengkapan masak kami lagi untuk membuat sarapan mereka. 

Pemandangan dari atas "awan yang bergumpal-gumpal"
Yeah padahal  ketika itu  kami sudah bersiap packing lho, tapi kita sebagai pendaki yang baik harus saling bantu-membantu bukan? Ternyata terusutlah bahwa bapak-bapak itu hanya membawa satu slot rokok +korek, seplastik kacang asin yang cukup besar, mie rebus, dan kopi tanpa alat pemasak. Sleeping Bag dan matras mereka tidak bawa, yang mereka gunakan sebagai alas tidur adalah mantol  dan selimutnya adalah sarung., senter dan minuman pun hanya terbatas..karena sempat waktu di pos tiga mereka pinjam senter kami…Hadewhhh…..
Packing sebelum turun 
Tepat pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan untuk pulang yaitu turun lewat Cemoro Sewu. Bagi teman-teman yang sudah sampai puncak ini seperti mengulangi perjalanan yang tadi ketika mau muncak.  Well memang terlihat tidak efektif, tapi bagiku perjalanan ini cukup menyenangkan karena memberiku gambaran kalo mau muncak. Aku melewati jalan menuju puncak yang mungkin hanya ditempuh 10 menit  dari tempat kami istirahat menunggu sarwan yang muncak sendirian karena tadi sakit., aku cukup menyesal juga kenapa pula aku tidak bisa seperti sarwan..aku dapat naik..sendiri, tapi aku terlalu lemah untuk mengalahkan egoku :’(. Ketika itu kami bertemu dengan teman baru yang ternyata adalah teman JO dan Amin, wkwk namanya adalah Budi, dia mendaki lawu sendirian untuk menyusul JO yang sebelumnya sudah mengajaknya naik bersama, namun karena suatu sebab ia tidak bisa..dan tanpa diduga ia menyusul kami. Huebat benar si Budi ini yang ternyata sudah mendaki seluruh gunung di pulau Jawa. Sejak itu Perjalanan pulang  selalu bersama dengan dia ‘ si Budi yang tak terduga’, di jalur cemoro sewu ternyata ada banyak warung  dan penginapan berdiri, asik-asik…heran deh bagaimana bisa ada warung kayak begini. Seperti mall di tengah padang pasir..heeh.  Dalam  perjalanan turun gunung kami bertemu dengan banyak pendaki dari berbagai wilayah dan universitas. Yeah darisini  aku tau memang kebanyakan pendaki lebih memilih jalur Cemoro Sewu daripada Cemoro Kandang, pantesan sepi amat kalo lewat Cemoro Kandang.
JO bersama dua pendaki aneh
Perjalanan mendaki lawu akhirnya berakhir. Kami semua sampai basecamp Cemoro Sewu pukul 16.00. setelah sholat dan makan kamipun pulang menuju Jogja. Moda transportasi yang kami gunakan dari basecamp Cemoro Sewu – Stasiun Balapan adalah angkot yang mengantar kami naik. Bapak supir Angkot tersebut sebelumnya telah kami mintai no telpon dan melobinya untuk mau mencarterkan angkotnya untuk kami. Yeah target sampai jogja sabtu malam dapat terlaksana..
15 Anggota PALAGA yang mendaki LAWU
Ini dia kronologis perjalanan kami (dengan waktu yang agak dikira-kira soalnya gak dicatat)
09.40 – 10.40 : Stasiun Lempuyangan – Solo Balapan  ( Rp 10.000,- )
11.00 – 13.00 : Solo – Tawangmangu (Rp 7.000,- )
13.00 – 13.30 : Tawangmangu – Cemoro Kandang (Rp 8.000,-)
15. 50 – 17.00 : Cemoro Kandang – pos 1 ( Rp 6.000,-)
17.00 – 19.00 : pos 1 – pos 2
19.30 – 22.00 : pos 2 – pos 3
23.00 – 01.00 : pos 3 – pos 4
06.00 – 07.00 : pos 4 – pos 5 (puncak)
08.00 – 09.00 : pos 5 – pos 4
10.00 – 11.30 : pos 4 – warung puncak lawu
12.30 – 16.00 : warung – cemoro sewu
16.30 – 18.30 : Cemoro Sewu – Stasiun Solo Balapan (Rp 15.000,-)
19.30 – 20.30 :  Stasiun Solo Balapan – Lempuyangan ( Rp 10.000,-)
He,,,…tertarik mencoba, yeh seminggu kemudian ada berita mengenai seorang pendaki yang tewas di puncak lawu. Pendaki tersebut dari Unnes yang mendaki pada tanggal 16 Desember 2011 dan ditemukan pada tanggal 23 desember 2011. Sungguh menakutkan karena itu sama waktuya dengan pendakian yang PALAGA lakukan mungkin hanya beda jalurnya saja dan mungkin saja kami bertemu ketika turun lewat Cemoro Sewu.  Kunci dalam pendakian itu hanya satu yaitu tidak sombong, so selalu menyiapkan pendakian dengan semaksimal mungkin..JANGAN SOMBONG..karena sekuat apapun kita, kita tidak bisa melawan kehendak alam..tapi jangan takut mendaki gunung karena kematian tidak dapat dapat dipercepat dengan mendaki gunung, namun tidak pula dapat diperlambat dengan tidak mendaki gunung..WauAllahhu Alam

Sabtu, 10 Desember 2011

Hitung

AKu menghitung hari... 
ketika detik ini melewati waktukuu 
dengan jari ini ku mulai mengulang apa-apa yang sudahku lewati 
bersama waktu yang mengiringi setiap helaian nafas yang ku hembuskan 

bila dikalkulasi 
berapa harikah yang ku gunakan untuk tidur? 
berapa ucapanq yang menyakitkan orang? 
hingga seberapa kuatkah aku berusaha menggapai hidup duniawi ini?? 
tak bisa...tak ada yang bisa menghitungnya,,, 
kalau begini hanya ada 1 pertanyaan yg mendasar dari hitung2anganku 
seberapa waktu yang kubuang selama ini?

Menapak Jejak Di Gunung Gede Part 2

Tujuan  utama seseorang dalam sebuah pendakian bukanlah mencapai puncak pertama kali diantara kelompoknya, tapi sampai Rumah/ kembali dengan selamat tanpa kurang suatu apapun  (ANonim) 

Rencananya kami akan mendaki 2 gunung sekaligus yaitu Gede dan Pangrango, sehingga pendakian haruslah di mulai sejak pagi yaitu pukul 08.00 WIB.Walau begitu rencana kadang tak sesuai dengan kenyataan karena kami semua terlalu menikmati tidur di basecamp sehingga kebanyakan dari kita bangun kesiangan. Hemm..akhirnya molor deh sampai pukul 09.30. Setelah mengisi kalori  berupa Nasgor lazis harga Rp 10.000, di Kantin dekat basecamp,  kami tidak langsung berangkat tapi  berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh mas Bangkit agar kita selamat sampai tujuan hingga kembali lagi ___Aminnn. 
Langkah pertama begitu mendebarkan akhirnya pertualangan yang aku tunggu-tunggu selama ini tercapai juga,wkk.  Tidak lupa beberapa teman seperti mbk NIa, Riris, dan mbk Mifta update status Facebook dulu mengabarkan bahwa kami siap mendaki GP,  hhh akupun juga gak mau ketinggalan mumpung masih ada sinyal.
   
  Di salah satu "track tangga batu" terdapat tulisan
      sejarah letusan gunung Gede

















Track pendakian awalnya berupa tangga-tangga batu yang tersusun rapi dengan pemandangan kanan-kiri pepohonan yang tumbuh rapat. Wilayah TNGP merupakan daerah Konservasi yang dilindungi sehingga  kelestarian vegetasi tumbuhan dan hewannya masih sangat terjaga. Karena kekayaan Biodiversitinya TNGP pun menjadi destinasi utama para akademisi seperti  peneliti, mahasiswa, dan pelajar. Selain itu TNGP juga mempunyai  keindahan alam yang tentunya menarik banyak wisatawan untuk datang kesana.
Kanan _kiri adalah Hutan
Wilayahnya yang mempunyai beragam potensi tersebut ditambah lokasinya yang dekat dengan ibukota menjadikan TNGP menjadi tujuan favorit untuk berlibur, bertualang, dan penelitian penduduk ibukota dan sekitarnya. Hemm...apalagi kalau akhir pekan seperti waktu kita naik gunung,..beragam orang kita temui dari pelajar, mahasiswa, dosen, hingga ibu-ibu Pkk. Perjalananpun sempat terhalang oleh berbagai rombongan tadi  maklum jalan hanya satu jalur.
Tetep Ngeksis di Jembatan kayu yang rapuh
Setelah track tangga batu yang sedikit menanjak, kitapun diberi bonus jalan berupa jalan kayu yang datar. Sebenarnya itu adalah jembatan kayu yang dibawahnya mengalir sungai, sebagian jalan begitu menghawatirkan karena batang2 kayu yang telah aus dan hilang mengharuskan kita untuk ekstra hati-hati ketika jalan kalo gak mau kecemplung ke sungai. Untung ada beberapa jalan yang sudah di semen sehingga  memudahkan perjalanan. Walau begitu kita harus tetap bergantian jalan dengan para wisatawan yang baru turun setelah melihat air terjun Ciwalen.
Jembatan yang sudah di semen walo cukup lebar,
 tetap harus berbagi dengan pengunjung yang lain


Perjalananpun dilanjutkan dan kita akhirnya sampai di telaga biru. Sebuah telaga kecil dengan warna biru kehijauan yang dikelilingi vegetasi hutan yang sangat lebat. disampingnya mengalir sungai kecil sehingga suasana yang tergambar adalah keindahan alam dengan suara alami gemericik air,..wkwkk.
Perjalananpun dilanjutkan setelah berfoto-foto ria disana hhh,,,well MArkinjut ____Mari kita LAnjut.  Track masih berupa tangga batu namun kini sudah mulai tidak teratur disini kita mulai terpisah-pisah. Aku, mbak NIa, mbk Mifta, Amin dan Riris dibelakang mas Warih dan Deni hingga sampai persinggahan Panyangcangan.
Telaga Biru
Sungai dekat Telaga Biru
Setelah persinggahan jalan mulai menanjak dan bervegetasi lebat, akupun yang terlalu bersemangat tanpa sadar terpisah dari rombongan cewek2 dan tergabung dengan rombongan mas Warih dan Deni., sedangkan cwok2 yang lain malah masih dibelakang.  Perjalanan kali ini benar-benar membelah hutan dan sampailah kita di  Objek wisata air panas. hemm..disana akupun menunggu rombongan lain yang masih dibelakang sambil berfoto mengabadikan moment yang tidak mungkin terjadi setiap hari. Akhirnya rombongan cewek-cewek tiba kemudian setelah menunggu beberapa saat  rombongan cwok2 yg lainpun sampai sedangkan Mas Warih dan Deni sudah melanjutkan perjalanan.
 @ Persinggahan Panyangcangan : sebelum terpisah
Tiba-tiba saja Langit mendung dan gerimis kecil mulai datang, rombonganpun tak mau basah dan memutuskan untuk memakai mantol. Well ternyata kita semua tertipu, mendung gelap di langit tidak pernah menjadi hujan dan mantol yang kami pakai malah mengganggu perjalanan, membuat kita gampang berkeringat serta tidak leluasa bergerak.
Papan nama penanda kita sudah sampai di Air Panas
Air Terjun yang panas..hhh 
Ajang pakai-lepas mantol pun berkali kali terjadi..karena setiap hujan, kita baru lepas mantol, dan setiap hujan reda kita baru pakai mantol..hhh. Mulai dari situ entah kenapa badanku  gatal-gatal tidak karuan dari pantat, perut, kuping, kaki, kepala, dan entah dimana lagi bagian tubuhku yang gatal. Gatalnya berpindah-pindah lagi...sungguh-sungguh menganggu perjalanan..hiks :'(. Usut punya usut aku terkena ALERGI DINGIN...WKW. sungguh2 menderita..badan seakan terbakar deh..)'lebay(. Salon pas dan minyak aroma terapi yg super panas gak mampu ngilangin gatalnya. Hwmmm...
Ber-Mantol Ria..(dibelakang kita adalah air terjun yg bgus bgt )
Alhamdulillah akhirnya kitapun  sampai di Kandang Badak (Gatalnya tetap gak mau ilang ) sekitar pukul 16.00 sore . Disana kami mendirikan tenda untuk istirahat tapi ternyata terjadi kesalahan dalam membawa frame (rangka tenda), sempat bingung juga karena masak yang bisa berdiri cuma satu tenda padahal seharusnya dua tenda. Hujanpun tiba-tiba mengguyur dengan deras padahal tenda masih gak karuan. ...(super Ribettt plus Super Gatal).
Tenda yg gak karuan di guyur hujan
akhirnya diputusakan bersama bang Chole' kita menggunakan bangunan tua dekat sumber mata air. Akhirnya hanya satu tenda yg mampu berdiri, dan itulah kamar hotel bintang lima bagi kami cewek-cewek. Sedangkan para cowok harus rela mencari tempat tidur di sela-sela bangunan yang atapnya masih bisa melindungi mereka dari hujan. HHh...sungguh besar pengorbanan mereka, tidak hanya itu kami cewek2 juga  diserviss ala Hotel dibuatkan makanan dan minuman yang nikmatnya melebihi nikmat makanan hotel bintang lima.
Hotel Bintang 5 tempat cewek2 tidur
Malam mulai pekat setelah tenda siap digunakan untuk tidur dan perut kenyang kami cewek2 akhirnya memuuskan untuk beristirahat setelah banyak ngobrol ngalor ngidul. Hemmm...pake SB biar hangat, dan Alhamdulillah berangsur-angsur gatal mulai hilang seiring hilangnya kesadaran kami cwek2. heemm sory teman2 cowok kami tidur dulauan ya....(kasian banget sebenernya mereka).
 PAginya kami sipakan untu mendaki  puncak Gunung Gede,,,,,

BERSAMBUNG..hhh
Part 1

Jumat, 02 Desember 2011

Menapak JeJak Di Gunung Gede Part 1

Melihatnya adalah anugrah yang terindah...
Menjamahnya adalah impian yang menjadi nyata...
Menapakinya adalah dunia penuh bahagia..
Ini Gunung Gede apa Pangrango ya? ato cuma Bukit?
( dilihat dari jalan menuju Basecamp)
.............
Bingung mau nulis dari mana, bagaimana, dan berahir seperti apa untuk kisah perjalan Gunung Gede ini.. ya karena terlalu banyak cerita yang harus dibagi selama 5 hari perjalanan melintas jejak pertualangan... Sebagai info ini  agak bukan gaya ceritaku ketika menulis cerita perjalanan..
Hari Pertama : Kamis Kelabu sekaligus Mendebarkan (10 November 2011)
19.30 : Persiapan untuk untuk berangkat dari kos...there is a problem with my little sister, huh..hampir terlambat menuju stasiun
20.00 : berangkat ke stasiun lempunyangan dari kos
20.20 :naik kereta Kahuripan menuju stasiun Padalarang.
Di Stasiun  Lempuyangan : Sebelum Berangkat

Hari kedua : 
05.30 : sampai Stasiun Padalarang mengerjakan sholat subuh, cuMUk, dll,
Bersantai sejenak di stasiun padalarang sebelum melanjutkan perjalanan
Sebuah pengalaman yang kayaknya bakal sulit terlupakan tapi tidak menutup kemungkinan untuk dilupakan. Jadi inilah cerita ku agar ini tak menguap begitu saja bersama 11 teman lainnya : Amin, Riris, mbk Mifta, mbk Nia, mas Bangkit, mas Adi, Mas Warih, mas Ressi, mas Nipong, Deni, dan Mas Jibon ketika hari pertama menapak tanah Pasundan...wkkk...Hari kedua setelah bersih-bersih diri  di Toilet stasiun kamipun melanjutkan perjalanan dengan menggedong ransel membelah jalan pasar untuk mencari warung nasi.


@ Stasiun Padalarang
Perjalanan semalaman tersebut cukup menguras energi jadi untuk melanjutkan perjalanan kita butuh asupan kalori, dan terpilihlan sebuah warung sederhana dengan pilihan lauk yang cukup menggiurkan. hhh. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan untuk mengejar Bus menuju Bogor Via Puncak. Lagi-lagi kami harus berjalan untuk sampai ke tempat pemberhentian Bus, di sepanjang jalan kami terlihat keren, hhh serasa backpackeran ditengah kota. well...walo capek tapi aku sangat menyukai perjalanan itu habisnya terlihat keren banget sih.wkwkkw. Perjalanan sekitar 10 menit menuju Tol yang namanya entah aku lupa akhirnya selesai juga.,Lalin disana begitu crowded buat menyeberang aja kesulitan..sama kesulitannya kita ketika harus naik bus yang sebenarnya tidak boleh berhenti di Tol. Hemm dengan perjuangan secepat kilat memasuknya Carrier ke bagasi dan bergelantungan naik bis yang sudah berjalan kitapun akhirnya mampu duduk manis di bus jurusan Jakarta-Bogor. Ya tapi efeknya gak karuan karena habis makan lari-lari banyak teman-teman yang mual-mual dan bahkan ada yang mabuk..heheh, alhamdulillah aku enggak kenapa-kenapa.
Kantor TNGP tempat kita mengurus SIMAKSI
Setelah menempuh perjalanan hampir 3 jam, kita turun di Cipanas sekitar pukul setengah 11. Disana sudah ada beberapa angkot warna kuning yang siap mengantar kami ke Cibodas, base camp pendakian Gunung Gede Pangrango. Hemm..dan sekitar pukul 11 tanggal 11, bulan 11, tahun 2011 kita sampai di pos pendaftaran TNGP. Yup 11-11-11-11 adalah waktu bersejarah bagi kita ber dua belas karena inilah awal kita untuk memulai pertualangan.hhhh. Izin SIMAKSIpun di dapat, aku gak tau gimana ngurusnya, karena itu bagian cowok-cowok,kami para cewek hanya menunggu diluar saja.

Nunggu cowok2 yang sedang Jumatan Ditaman Kantor TNGP
Hari itu juga hari yang Mulia yaitu hari JUmat, kaum lelakipun bersiap-siap menunaikan sholat. satu lagi moment yang gak terlupakan sholat jumat di TNGP yang gak mungkin bisa dilakukan setiap minggu sekali.  Setelah itu kami menuju base camp bernama MONTANA.  Disana kami disambut ramah oleh para Volunternya..selama kami disana begitu banyak bantuan yang kami terima. Begitu banyak waktu luang sebelum sore dan beberapa dari kamipun berjalan-jalan..kkk, hiks aku gak ke air terjun.
Jalan menuju basecamp MONTANA
Ketika matahari menyusup keperanduannya perut kami sudah mulai berteriak untuk makan, dan kami para cewek-cewekpun masak dengan bantuan Aa' Volunter Montana (gak tw namanya). Kita masak oseng tempe dan Mie goreng..Yummii
Masak makan malam di basecamp MONTANA
makan malam tak telupakan di basecamp MONTANA
Dan Alhamdulliah malam itu kami bisa tidur nyenyak dengan perut kenyang sebelum besuk pagi menapak jejak ke Gunung Gede. Sungguh rasanya super dingin tidur disana aku sempat beberapa kali terbangun dari tidur karena merasakan hawa dingin yang tidak tertahankan.  Akhirnya matahari manampakkan cahayanya,,kami pun bersiap untuk perjalanan yang sesungguhnya. Setelah sarapan di Kantin sekitar jam setengah 10 kami berangkat dengan iringan doa semoga dapat kembali lagi dengan selamat.
Basecamp MONTANA tempat kita menginap sebelum pendakian di pagi hari
BERSAMBUNG..hhh
Part 2