Selasa, 28 Desember 2010

Fun Rufting Kali Elo

Sabtu, 11 Desember 2010

Rufting...Is a Great Moment for Me.  Untuk pertama kalinya dan smoga bukan yang terakhir pengalaman tersebut aku rasakan. Rufting kali ini diadakan ketika berita mengenai banjir lahar dingin gunung merapi sedang mengemuka. Sempat was-was juga karena sungai yang menjadi lokasi Rufting berada dekat dengan sungai Putih, sungai Ngalamat, dan sungai2 lain yang berhulu Merapi. ditambah pula cuaca yang tidak mendukung, hujan besar dan angin setiap hari. 
Tapi itu tak menjadi soal Sungai Elo berhulu gunung Merbabu dan arus sungai deras karena hujan malah memudahkan kita meluncur dan tidak perlu bekerja keras untuk mendayung. Walaupun begitu badan pegal-pegal semua karena kegiatan ini benar-benar menguras tenaga kita.

Jalannya Rufting sendiri cukup menyenangkan, sebelum terjun ke sungai kita terlebih dahulu dibekali Tip dan TriK Rufting oleh seorang Instruktur, dari mulai duduk di Boat hingga cara memegang dan menggerakkan dayung. Yang paling penting adalah bagimana sikap kita ketika terjatuh dari Boat dan terbawa arus. pertama harus tenang dan terlentang saja hingga ada yang menolong. soal tidak bisa berenang itu tidak masalah, bahkan instrukttur bilang " Rufting Tu haram bagi yang bisa berenang" ( aku sendiri tidak bisa berenang). 


Setelah pembekalan dari instruktur tinggal pembagian kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari enam orang plus seorang Instruktur. So tenang ja soal keamanan gak jadi soal...kita tinggal mendayung kedepan atau kebelakng sesuai instruksi dan Yang mengarahkan laju Boat adalah Instruktur. 



Wuih asik benget arusnya memang sangat deras, dan pemandangan sekitarnya sangat indah. salah satu teman mengatakan bahwa ia seperti berada dalam Film Jurastic PaRk. tak henti-hentinya kami mengagumi pemandangan sekitar  dan yang paling mengesankan dan tidak terlupakan adalah sensasi pertualangan ketika Jeram2 tajam dilewati. Semua menjerit, tertawa, dan tertantang sekaligus takut...semua rasa menjadi satu, ya kadang ingin cepat berakhir karena telah sangat lelah tapi juga berharap ini tidak berakhir karena sangat menyenangkan. HEm rasa seperti ini aku ingin Coba  lagi dan lagi
(  Selama krg lbh 2 jam berada di sepanjang  sungai ELo "12,5 KM", Mungkid, Magelang )

Sabtu, 25 Desember 2010

Holiday

             Aku selalu begini setiap liburan di rumah, duduk di beranda rumah sambil mengobrol ngalor ngidul. membicarakan masa depan yang bagiku begitu gelap bersama kedua ortu bagaikan berada dalam penjara guatemala. Aku hanya duduk sambil menatap laptop seakan tak mendengar apa yang mereka bicarakan. namun aku terus mengikuti pembicaraan itu yang sampai saat ini menekanku hingga aku sulit untuk bernafas. Sebenanya semuanya mudah bila patokan yang dibuat kakakku satu-satunya dapat aku lewati. Ya benar ini semua tak lain tak bukan hanyalah soal melewati atau sekedar menyamai patokan yang telah dibuat sebelumnya. Tapi apakah aku bisa melewatinya? hanya waktu yang Akan bisa menjawabnya.
            Aku hanya sesekali menimpali pembicaran tersebut, tapi hatiku berdebar dengan apa yang mereka bicarkan. aku adalah korban sebuah patok. mereka menganggap kakak telah mengangkat derajad ORTU. dan aku? belum di buktkan. tapi keduanya pada setiap pembicaaraan selalu tak melupakan kata syukur. enth berapa puluh kali mengucapkannya. aku terharu sekligus termotivasi oleh mereka. dan kini waktunya aku tuk bersyukur karena Allah telah memberikan orang tua yang menyanyangiku dan selalu melimpahkan kasih sayangnya walau aku tahu mereka harus bekerja keras untuk kami. Aku sebagai putri kalian tak sekalipun merasa kekurangan kasih kalian. 
           Akhirnya apa yang aku jalani kemarin, saat ini, dan yang akan datang tak lain adalah untuk kebahgiaan, kebanggakan, dan senyum kalian Ibu dan Ayah. DEngan segenap hatiku, aku persembahkan masa depanku ini hanya untu kalian. Cinta ini akan selalu kujaga selamanya

Selasa, 14 Desember 2010

Ingin jatuh cinta ( part 2 ) end

Gadis bodoh ini begitu mengharapkan cinta tumbuh di hatinya, tapi tetap saja ketakutan menghadapi jerat cinta yang memabukkan. Ya akhirnya aku pun bersukur karena telah kehilangan dia. Dia yang tak aku ketahui dimana ia sekarang, dia yang kemungkinan besar mampu memabukkanku. Aku benar-benar bersyukur, cinta tak bisa menjeratku kali ini walau sebenarnya sulurnya sudah menyentuh kakiku. Kau menghilang di waktu yang tepat dan tanpa bekas, tak dapat dipungkiri aku berharap sulurmu itu mengikat kakiku dan selanjutnya seluruh raga dan hatiku tapi dilain pihak aku juga berharap sulurmu mati dan hilang karena aku masih ingin berlari tanpa ikatan cinta yang indah namun kadang menjerumuskan itu. Hati dan logika memang kadang bicara berbeda, dan ketika itu terjadi kita tak bisa mendapatkan keduanya. Seperti itulah yang terjadi pada gadis bodoh ini. Logika telah mengalahkan hati dan cinta pergi tanpa permisi...logika bersyukur karena itu, namun hati menangis karena merindukan cinta.

Hati ini terus mengusik tak mau mengalah begitu saja. Cinta yang hampir didapatnya walau telah pergi tak ingin ia lupakan begitu saja. Ya hati ini masih begitu berharap dan masih tetap menyimpan asa untuk menemukannya kembali. Doa yang dalam selalu ia panjatkan, agar cinta kembali menyentuhnya tak peduli dengan cinta yang dulu atau dengan yang baru. Tapi asanya yang paling besar adalah dengan yang dulu, hati ini masih begitu sangat penasaran untuk mengecapnya. Huh logikapun tak mau menerimanya, harapan pesimistis selalu ia hembuskan dengan selalu meyakinkan bahwa ia benar-benar telah menghilang...tapi kini hati menang, mata ini melihatnya lagi diwaktu hati diambang jurang keputusasaan. Walau ketika itu kita saling berusaha tak melihat, tapi hati ini sudah saling terikat. Dan ia mengirimiku pesan singkat yang tak berati lagi...entahlah bagaiman esok ( hati atau logika yang akan menang)

Jumat, 10 Desember 2010

Ingin jatuh cinta ( part 1 )

Kemarin aku melihatnya setelah sekian lama tak mampu menemukanya. Kami tak saling menyapa bahkan tak beradu pandang, kami seakan-akan acuh dan berusaha tak melihat. Tapi tahukah kau aku melihatmu, mengenalmu, dan ingin menyapamu. Tahukah kau aku tak sedikitpun melupakanmu. Pertemuan yang singkat dan hanya beradu sapa beberapa kali tersebut telah membekas di hatiku yang dingin ini. Pertemuan yang bisa dikatakan beberapa menit namun hampir setiap hari tersebut begitu syahdu dan penuh kenangan. Tanpa saling berbicara kita sudah saling mengerti. Aku yang bodoh baru meyadarinya ketika untuk bertemu denganmu lagi hampir mustahil. Kesempatan yang sebenarnya dapat kita gunakan untuk saling bicara kini hilang sama sekali. Oh aku begitu gembira ketika kau menghubungiku dengan pesan singkat yang sebenarnya tak begitu berarti. Aku baru sadar waktu itu yang meminta nomorku adalah kamu. Benarkah? Aku kira teman yang lain. Aku tak berharap tapi ini begitu syahdu di hatiku. Hati ini seperi bernyanyi lirih namun bersemangat menyenandungkan bahasa cinta yang aku anggap masih begitu samar.

Aku menyukainya, aku menyukai keadaan ini, ya walau aku tahu ini tidak berdasar. Tidak ada kejelasan sebenarnya apa hubungan kita ini. Bahkan label temanpun sepertinya tak pantas untuk disematkan pada hubungan ini. Aku tak tahu apa-apa mengenaimu begitu pula denganmu kau tak tahu tentangku. Untuk tahu lebih dalampun rasanya tak pantas...siapakah aku ini, atau siapakah kau ini. Kita memang benar-benar bodoh, dan terlalu egois untuk menyapa terlebih dahulu, dan akhirnya aku kehilanganmu...kau tidak lagi mengirimi aku pesan, mungkin karena bosan jarang aku balas. Aku kehilanganmu setelah hampir aku mendekatimu...pesan yang beberapa kali itu telah meluluhkan benteng depan hatiku. Andai saja kau terus ada dan aku tak kehilanganmu mungkin benteng akhir hatiku telah hancur dan pertahanan hatiku luluh (walau sebenarnya itulah yang aku harapkan karena dengan begitu aku dapat bebas dan menghirup aroma cinta yang selama ini begitu aku rindukan).

Selasa, 07 Desember 2010

MaLam


Aku bertanya pada malam...kapan kau akan memelukku
Tidak taukah kau Aku sudah sangat kedinginan,
Dan akupun mulai bosan menemanimu malam...
Mengertikah kau aku sudah sangat bersabar terhadapmu.
Sepert biasa kau hanya diam ...dengan terus meninabobokan aku
Agar lekas bergelung di kasur yang hangat dan nyaman...
Bodohkah kau? yang tak paham sedikitpun bahwa sedang berhadapan dengan siapa kau ini?
Manusia yang tak suka menyerah dengan malam...
Yang selalu memuja kegelapan...
Dan slalu mengutuk cahaya pagi.
bagiku kau malam...adalah dunia dimana mimpi dapat menjadi nyata
Dunia yang penuh misteri...
Dunia yang menarik untuk dijelajahi.
Hingga Kasur nyamanpun tak mudah mempengaruhi..
Angin malammu tak akan bisa membelaiku...
Mungkin aku akan segara menyerah...
Tapi aku pasti akan melawannya...
Menatapmu malam
Hidup di dalam mu malam slalu banyak perenungan yang aku dapat.
Huh...aku meyerah ...
Aku akan tidur dan bergelung dikasur nyamanku...
Senangkah kau?
Yang sebentar lagi sendiri dalam waktumu.

Sabtu, 04 Desember 2010

Lagu



Dari bumi, ditengah malam buta
Sayup-sayup terdengar,
lagu-lagu gubahan sang pujangga..
Mengalun lembut menembus batas surga
Hingga terdengar malikat penjaga
Yang tergoda bersenandung lirih tanpa suara
Takut Tuhan mendengarnya....
Karena lagu tak pantas Bagi_Nya
Itu hanya untuk manusia yang hina
Tapi tuhan adalah Maha kUasa..

Tentu melihat ulah Manusia
Tentu mendengar senandung palsu Malikat-Nya
dan Dia hanya tersenyum......
senyum murka tiada tara
melihat ulah tingkah UmatNya
yang telah lama melupakanNya
tiadakah kau takut?