Selasa, 01 Februari 2011

LIECHTENSTEIN

Kepangeranan Liechtenstein beribu kota Vaduz adalah sebuah negara kerajaan seluas kurang lebih 120 kilometer persegi yang terkurung daratan. Terletak di tepi timur Sungai Rhein di antara negara Austria dan Swiss, segala urusan luar negeri negara berbahasa Jerman ini diurus oleh Swiss. Liechtenstein terkenal pula dengan jasa perbankan dan mengandalkan pendapatan dari sektor pariwisata, terutama penjualan prangko.
Negara ini memang nyaris tak tercantum dalam peta dunia. Bahkan di peta Eropa hanya sebuah noktah kecil. Namun seluruh dunia memandangnya dengan takjub. Kagum pada keindahan dan kemakmuran negeri yang pernah menjadi bagian dari Provinsi Raetia, pada masa Imperium Romawi Kuno itu.
Bagi Eropa, Liechtenstein adalah sebuah negeri impian. Bukan melulu karena keindahan alam, tetapi juga tingkat kemakmuran, kesejahteraan, kenyamanan, ketenangan dan gaya hidup penduduknya yang elegan berbaur dengan nilai tradisional. Di negeri yang dipimpin oleh seorang pangeran ini, rakyatnya benar-benar merdeka. Tidak ada pengangguran, negerinya bebas dari ambisi politik, tidak ada pajak yang memberatkan, kriminalitas sangat minim (nyaris tak ada penjahat), dan rakyat hidup tenteram.
A. LIECHTENSTEIN DALAM CATATAN SEJARAH
Liechtenstein bukanlah negeri biasa. Catatan sejarah wilayah ini teramat panjang. Tercatat sejak 3.000 ribu tahun Sebelum Masehi sebagai wilayah berpenduduk tertutup. Orang-orang Pegunungan Alpen kuno sudah menempati wilayah tersebut sebelum Kekaisaran Romawi Kuno menjadikannya daerah taklukan.
Di masa kekuasaan Charlemagne (742-814), Raja Franks (suku Germanic Barat), negeri itu berada di bawah kekuasaannya. Namun pasca kematian Charlemagne selaku penguasa Eropa, wilayah tersebut terbagi dua negeri merdeka, Vaduz dan Schellenberg. Kedua negeri ini kemudian menjadi bagian Holy Roman Empire.
Lalu Johann Adam Liechtenstein, seorang pangeran asal Vienna, mencaplok Schellenberg (1699) dan Vaduz (1712). Kedua wilayah ini kemudian disatukannya, dan hingga kini pangeran yang menguasai Liechtenstein adalah keturunannya.
Secara historis, Liechtenstein menjadi negara merdeka sejak 1719, walau secara prinsip tercatat sejak berlakunya Treaty of Pressburg tahun 1806. Namun ketika Napoleon I (1769-1821) naik tahta selaku Kaisar Prancis, Liechtenstein tunduk di bawah kekuasaannya. Sampai akhirnya di tahun 1815, negeri itu bergabung dengan Konfederasi Jerman (persatuan negara-negara Jerman yang tetap independen). Konfederasi ini dibubarkan pada 1866 setelah berakhirnya Perang Tujuh Minggu (Seven Weeks’s War) atau disebut juga Perang Prusia.
Usai Perang Dunia I, akibat kehancuran ekonomi seusai perang, Liechtenstein mengikat kerja sama dengan Austria. Kemudian diperluas dengan Austria dan Hongaria. Lantas pada 1924, Liechtenstein kemudian setuju untuk berserikat secara ekonomi dengan Switzerland.
Selama Perang Dunia II, Liechtenstein tetap bersikap netral. Ia menjadi negara yang dititipi barang-barang berharga negara tetangga yang terlibat perang. Lantas selama Perang Dingin pasca PD II, negara ini memberikan suaka bagi sekitar lima ribu tentara First Russian National Army (gabungan tentara Rusia dan Jerman). Sebagai kenangan akan peristiwa ini, dibangun sebuah monumen di kota perbatasan Schellenberg. Namun urusan suaka ini tidak berbiaya murah. Sementara Liechtenstein hanyalah negara kecil.
Untuk mengatasi krisis ekonomi pasca perang, keluarga kerajaan menjual beberapa koleksi benda seni mereka dalam lelang internasional. Termasuk satu portrait "Ginevra de' Benci" karya Leonardo da Vinci, yang akhirnya dibeli National Gallery of Art of The United States pada 1967.
Namun Liechtenstein dengan cepat membangun perekonomian negerinya. Negara mungil ini memodernisasi ekonominya dan menetapkan pajak murah untuk dunia usaha di negerinya. Ia juga mengembangkan perindustrian di samping usaha agraria (peternakan dan pertanian) yang sebelumnya menjadi hasil utama negeri itu. Karl Schwarzler bersama warga Liechtenstein, pernah dianugerahi hadiah Nobel dalam bidang ekonomi (2003) pada keunikan kebijakan ekonominya.Pada 1991, Liechtenstein bergabung dengan European Free Trade Association (Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa).
Pangeran Liechtenstein tersohor dengan koleksi benda-benda seninya yang beragam dan langka. Ia menyimpan karya-karya seni itu di Vaduz Castle, termasuk karya masterpiece Pieter Bruegel The Elder, Sandro Botticelli, Rembrandt, and Peter Paul Rubens.
Dinasti pangeran Liechtenstein (kini di tangan Prince Hans-Adam II dengan kepala pemerintahannya Otmar Hasler) termasuk dalam daftar 10 kepala negara terkaya di dunia, dengan estimasi kekayaan tetap 4 miliar dolar AS. Dan hal itu juga berdampak pada penduduk negeri tersebut sebagai salah satu rakyat yang menikmati standar hidup tertinggi di dunia. Artinya sangat makmur!
B. LOKASI DAN UKURAN.
Kerajaan independen Liechtenstein terletak di pusat Eropa dan dibatasi di timur oleh Austria dan di selatan, barat, dan utara oleh Swiss. Ini adalah salah satu negara terkecil di dunia, dengan luas hanya 160 kilometer persegi (62 mil persegi). Panjang Liechtenstein adalah sekitar 25 kilometer (15,6 mil) dan Lebar 6 kilometer (3.75 mil). Wilayah total adalah sekitar 0,9 kali lebih besar dari Washington, DC. Wilayah tepi barat terletak di lembah Sungai Rhine dengan sepotong lahan datar sempit yang dapat ditanami. Sisa daerahnya terdiri dari kaki Pegunungan Alpen, yang ditutupi dengan hutan, bagian selatan merupakan daerah pegunungan tinggi dan terjal.
Bersama dengan Uzbekistan di Asia Tengah, Liechtenstein adalah salah satu dari negara-negara di dunia yang terkurung daratan (Negara yang terkunci). Ibukota dan pusat perkotaan utama, Vaduz, adalah sebuah kota kecil dengan penduduk sekitar 5.000 terletak di sebelah barat-tengah negara bagian di dekat Sungai Rhine.Politik Liechtenstein terjadi dalam kerangka parlementer demokrasi representatif monarki, dimana Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan, dan dari sistem multi partai, kekuasaaanya kuat meskipun masih terkonsentrasi dengan Pangeran. Pada tanggal 15 Agustus 2002, dalam Hari Nasional Alamat, Pangeran Hans-Adam II mengumumkan bahwa setelah berbulan-bulan perundingan dan perdebatan, reformasi konstitusi akhirnya telah dicapai. Pada 13 September, Perdana Menteri Otmar Hasler mengkonfirmasikan kepada Parlemen bahwa pemerintah menyusun rancangan undang-undang untuk DPR berdasarkan kompromi yang dicapai antara Pangeran dan Citizens 'Forum. Rancangan undang-undang, yang akan meningkatkan kekuasaan eksekutif raja, berjalan di depan Parlemen dan untuk pertama kali dibaca di bulan November.. Setelah disetujui oleh Parlemen, RUU ini kemudian dipresentasikan kepada para pemilih dalam referendum, dan disetujui oleh 64% melalui pemungutan suara pada16 Maret 2003.

2 komentar: