Sabtu, 10 Desember 2011

Menapak Jejak Di Gunung Gede Part 2

Tujuan  utama seseorang dalam sebuah pendakian bukanlah mencapai puncak pertama kali diantara kelompoknya, tapi sampai Rumah/ kembali dengan selamat tanpa kurang suatu apapun  (ANonim) 

Rencananya kami akan mendaki 2 gunung sekaligus yaitu Gede dan Pangrango, sehingga pendakian haruslah di mulai sejak pagi yaitu pukul 08.00 WIB.Walau begitu rencana kadang tak sesuai dengan kenyataan karena kami semua terlalu menikmati tidur di basecamp sehingga kebanyakan dari kita bangun kesiangan. Hemm..akhirnya molor deh sampai pukul 09.30. Setelah mengisi kalori  berupa Nasgor lazis harga Rp 10.000, di Kantin dekat basecamp,  kami tidak langsung berangkat tapi  berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh mas Bangkit agar kita selamat sampai tujuan hingga kembali lagi ___Aminnn. 
Langkah pertama begitu mendebarkan akhirnya pertualangan yang aku tunggu-tunggu selama ini tercapai juga,wkk.  Tidak lupa beberapa teman seperti mbk NIa, Riris, dan mbk Mifta update status Facebook dulu mengabarkan bahwa kami siap mendaki GP,  hhh akupun juga gak mau ketinggalan mumpung masih ada sinyal.
   
  Di salah satu "track tangga batu" terdapat tulisan
      sejarah letusan gunung Gede

















Track pendakian awalnya berupa tangga-tangga batu yang tersusun rapi dengan pemandangan kanan-kiri pepohonan yang tumbuh rapat. Wilayah TNGP merupakan daerah Konservasi yang dilindungi sehingga  kelestarian vegetasi tumbuhan dan hewannya masih sangat terjaga. Karena kekayaan Biodiversitinya TNGP pun menjadi destinasi utama para akademisi seperti  peneliti, mahasiswa, dan pelajar. Selain itu TNGP juga mempunyai  keindahan alam yang tentunya menarik banyak wisatawan untuk datang kesana.
Kanan _kiri adalah Hutan
Wilayahnya yang mempunyai beragam potensi tersebut ditambah lokasinya yang dekat dengan ibukota menjadikan TNGP menjadi tujuan favorit untuk berlibur, bertualang, dan penelitian penduduk ibukota dan sekitarnya. Hemm...apalagi kalau akhir pekan seperti waktu kita naik gunung,..beragam orang kita temui dari pelajar, mahasiswa, dosen, hingga ibu-ibu Pkk. Perjalananpun sempat terhalang oleh berbagai rombongan tadi  maklum jalan hanya satu jalur.
Tetep Ngeksis di Jembatan kayu yang rapuh
Setelah track tangga batu yang sedikit menanjak, kitapun diberi bonus jalan berupa jalan kayu yang datar. Sebenarnya itu adalah jembatan kayu yang dibawahnya mengalir sungai, sebagian jalan begitu menghawatirkan karena batang2 kayu yang telah aus dan hilang mengharuskan kita untuk ekstra hati-hati ketika jalan kalo gak mau kecemplung ke sungai. Untung ada beberapa jalan yang sudah di semen sehingga  memudahkan perjalanan. Walau begitu kita harus tetap bergantian jalan dengan para wisatawan yang baru turun setelah melihat air terjun Ciwalen.
Jembatan yang sudah di semen walo cukup lebar,
 tetap harus berbagi dengan pengunjung yang lain


Perjalananpun dilanjutkan dan kita akhirnya sampai di telaga biru. Sebuah telaga kecil dengan warna biru kehijauan yang dikelilingi vegetasi hutan yang sangat lebat. disampingnya mengalir sungai kecil sehingga suasana yang tergambar adalah keindahan alam dengan suara alami gemericik air,..wkwkk.
Perjalananpun dilanjutkan setelah berfoto-foto ria disana hhh,,,well MArkinjut ____Mari kita LAnjut.  Track masih berupa tangga batu namun kini sudah mulai tidak teratur disini kita mulai terpisah-pisah. Aku, mbak NIa, mbk Mifta, Amin dan Riris dibelakang mas Warih dan Deni hingga sampai persinggahan Panyangcangan.
Telaga Biru
Sungai dekat Telaga Biru
Setelah persinggahan jalan mulai menanjak dan bervegetasi lebat, akupun yang terlalu bersemangat tanpa sadar terpisah dari rombongan cewek2 dan tergabung dengan rombongan mas Warih dan Deni., sedangkan cwok2 yang lain malah masih dibelakang.  Perjalanan kali ini benar-benar membelah hutan dan sampailah kita di  Objek wisata air panas. hemm..disana akupun menunggu rombongan lain yang masih dibelakang sambil berfoto mengabadikan moment yang tidak mungkin terjadi setiap hari. Akhirnya rombongan cewek-cewek tiba kemudian setelah menunggu beberapa saat  rombongan cwok2 yg lainpun sampai sedangkan Mas Warih dan Deni sudah melanjutkan perjalanan.
 @ Persinggahan Panyangcangan : sebelum terpisah
Tiba-tiba saja Langit mendung dan gerimis kecil mulai datang, rombonganpun tak mau basah dan memutuskan untuk memakai mantol. Well ternyata kita semua tertipu, mendung gelap di langit tidak pernah menjadi hujan dan mantol yang kami pakai malah mengganggu perjalanan, membuat kita gampang berkeringat serta tidak leluasa bergerak.
Papan nama penanda kita sudah sampai di Air Panas
Air Terjun yang panas..hhh 
Ajang pakai-lepas mantol pun berkali kali terjadi..karena setiap hujan, kita baru lepas mantol, dan setiap hujan reda kita baru pakai mantol..hhh. Mulai dari situ entah kenapa badanku  gatal-gatal tidak karuan dari pantat, perut, kuping, kaki, kepala, dan entah dimana lagi bagian tubuhku yang gatal. Gatalnya berpindah-pindah lagi...sungguh-sungguh menganggu perjalanan..hiks :'(. Usut punya usut aku terkena ALERGI DINGIN...WKW. sungguh2 menderita..badan seakan terbakar deh..)'lebay(. Salon pas dan minyak aroma terapi yg super panas gak mampu ngilangin gatalnya. Hwmmm...
Ber-Mantol Ria..(dibelakang kita adalah air terjun yg bgus bgt )
Alhamdulillah akhirnya kitapun  sampai di Kandang Badak (Gatalnya tetap gak mau ilang ) sekitar pukul 16.00 sore . Disana kami mendirikan tenda untuk istirahat tapi ternyata terjadi kesalahan dalam membawa frame (rangka tenda), sempat bingung juga karena masak yang bisa berdiri cuma satu tenda padahal seharusnya dua tenda. Hujanpun tiba-tiba mengguyur dengan deras padahal tenda masih gak karuan. ...(super Ribettt plus Super Gatal).
Tenda yg gak karuan di guyur hujan
akhirnya diputusakan bersama bang Chole' kita menggunakan bangunan tua dekat sumber mata air. Akhirnya hanya satu tenda yg mampu berdiri, dan itulah kamar hotel bintang lima bagi kami cewek-cewek. Sedangkan para cowok harus rela mencari tempat tidur di sela-sela bangunan yang atapnya masih bisa melindungi mereka dari hujan. HHh...sungguh besar pengorbanan mereka, tidak hanya itu kami cewek2 juga  diserviss ala Hotel dibuatkan makanan dan minuman yang nikmatnya melebihi nikmat makanan hotel bintang lima.
Hotel Bintang 5 tempat cewek2 tidur
Malam mulai pekat setelah tenda siap digunakan untuk tidur dan perut kenyang kami cewek2 akhirnya memuuskan untuk beristirahat setelah banyak ngobrol ngalor ngidul. Hemmm...pake SB biar hangat, dan Alhamdulillah berangsur-angsur gatal mulai hilang seiring hilangnya kesadaran kami cwek2. heemm sory teman2 cowok kami tidur dulauan ya....(kasian banget sebenernya mereka).
 PAginya kami sipakan untu mendaki  puncak Gunung Gede,,,,,

BERSAMBUNG..hhh
Part 1

4 komentar:

  1. tidur kita malah melebihi nyamannya hotel bintang 5 nes itu,,, bener2 tempat yg mengherankan bisa untuk ditempati n berlindung..he

    BalasHapus
  2. whhwh...bener min. klo ini mah dah hotel bintang 8 ngalahin hotel bintang 7 di dubay

    BalasHapus
  3. tendane koyo arep buka paar malem...

    BalasHapus
  4. hhh....bner JO..tpjerone Super duper nYaman Lo...

    BalasHapus