Liburan memang telah menjadi rutinitasku setiap minggu, tak terkecuali Minggu ini. Sebagai mahasiswa tingkat akhir tentu punya banyak waktu luang yang sayang bila tidak digunakan sebaik mungkin. yah walo bisa dibilang penggunaan waktuku selama ini hanya sebatas liburan dan mencari pengalaman mengeksplor tempat-tempat baru yang belum terlalu terkenal. Liburanku selalu mencari tempat baru yang mengesankan kalau bisa sambil berpetualang. Akhir-akhir ini aku telah banyak berpetualang menjelajah gunung hingga lupa untuk ke Pantai. Gunung dan Pantai adalah dua tempat yang sering aku eksplor bersama teman-teman, dan kali ini aku menjelajah salah satu pantai yang relatif baru dan belum teridentifikasi oleh peta.
Sebelum Perjalanan….
Semua Hari buatku adalah Holiday…terlalu
berlebihan memang tapi akhir-akhir ini tanpa aku sadari aku telah menghabiskan
hariku selama 2 minggu untuk bersenang-senang
dan liburan. Tanpa sadar dan baru sadar ketika uang di dompet sudah
hampir kandas. Yah mau apa lagi semua perlu pengorbanan bukan?
Uangku tidak aku gunakan untuk membeli barang (Shopping) tapi untuk membeli
pengalaman. Pengalaman itu tidak akan luntur oleh waktu karena akan terkenang
dan mengkarat di memori otak kita hingga tua nanti, yah apalagi dengan
menulisnya di blog semacam ini. Hem
tidak hanya itu dengan menulisnya kita
bisa berbagi pengalaman dengan orang
lain entah dimana mereka berada. Pengalamanku
memang tidak seberharga milik para Blogger yang telah melitas benua dan samudra
tapi aku yakin pengalaman ini cukup berharga bagiku dan anak cucuku
kelak…ceile. Waduh malah melencong baget dari judul..yowis kalian penasaran
kan? Dimana Pemandangan Indah itu bisa
kita saksikan??
Deburan ombak pantai Jogan |
Cerita ini berawal dari seorang teman yang
mempost sebuah link web tentang pantai sekaligus air terjun di Facebook grup
mecarica (grup kelas). Post yang cukup menarik dan mengundang rasa penasaran
teman-teman untuk menyambanginya, termasuk aku yang gila main-main ini. Tidak
perlu dipastikan secara ilmiah kebanyakan teman-temanku itu adalah pecinta
Travelling yang langsung gatal kalo ada tempat baru yang menarik apalagi kalau
masih disekitar provinsi DIY. Tidak
perlu dicarikan Hipotesis pula bahwa aku akan kesana tanpa mereka ataupun
bersama mereka, heheh…alasannya karena Pantai ini terletak di Kabupaten
tercintaku Gunungkidul. Seperti layaknya seorang Putri Gunungkidul…(putri !!!
tidak perlu dikaji ulang) harus barang mesti lebih tahu dan paham akan potensi
wilayahnya, jadi sebisa mungkin aku harus kesana terlebih dahulu sebelum
teman-teman. Apalagi sudah dipastikan bahwa tidak seorangpun tahu dimana
tepatnya letak pantai misterius itu.
Tebing curam pantai JOgan |
Keinginan menggebuku untuk segera kesana ternyata
tidak menunggu lama untuk direalisasikan. Semuanya tidak direncanakan alias
tiba-tiba. Ketika itu Sabtu kelabu dengan mendung mengantung di seluruh langit Jogja. Aku yang ketika itu
dirundung kesedihan karena gagal mendaki Merbabu bersiap pulang kampung bersama Ana naik sepeda motor. Semula
aku mengira akan terus membonceng Ana sampai rumah tapi ternyata hanya sampai
di piYungan alias di kaki bukit Gunungkidul, kenapa??? Karena ada Nevi teman
satu kelasnya Ana yang mau main kerumahnya Ana. Nevi belum terbiasa mendaki
bukit yang berliku dengan kuda besi jadi alternatifnya aku pake montor Ana
sedangnya Ana boncengin Nevi pake montornya Nevi..(rempong deh kkkk). Ana
sebagi tuan rumah yang baikpun merasa berkewajiban mengenalkan potensi wisata
Gunungkidul yang eksotis itu pada temannya, apalagi kalau bukan pantainya.
Hihihi
Awan mendung menggantung |
Ana sang tuan Rumah mengajaku untuk
menemaninya berwisata bersama Nevi agar lebih ramai itulah intinya dari
penjelasan panjang lebar tadi.
Well…sebenarnya kami bosan juga harus main ke pantai..yah pantai
lagi..pantai lagi paling juga cuma itu dan itu. Dan jreng-jreng-jreng aku ingat
dan langsung kuberitahukan ke Ana kalo ada pantai yang perlu kita eksplor
karena konon ceritanya pantai ini sangat
indah dan unik. Unik kerana ada air terjunya yang airnya langsung jatuh ke laut…Promosiku
yang gencar itu akhirnya disetujui oleh Ana. Ahay…aku langsung ingat..hehe, aku
belum tahu tempatnya. Setelah itu aku buka Fb grup mecarica, di sebuah coment
ada informasi link tentang tempat itu, aku buka linknya dan OMG ternyata itu
blognya teman SMP ku namanya Cahya. Aku cari no HPnya di kolong jembatan hingga
saku jaketku dan eng-Ing-eNg aku temukan letak pantai misterius itu. Hemmmm
…dunia memang sempit di jaman informasi ini.
Perjalanan………
Aku rasa pembukanya cukup panjang..buat kalian
yang penasaran langsung baca paragraf ini saja..
Minggu siang setelah melepas ayah keperantauan
aku bersama mega langsung capcus ke rumah Ana. Pukul 14.45 kami (aku,ana, mega,
and nevi) berangkat menuju pantai misterius itu dari rumah Ana. Hem dari informasi yang di berikan Cahya
pantai misterus itu ternyata bernama Pantai Jogan. Pantai Jogan terletak di
desa Purwodadi kecamatan Tepus , kabupaten Gunungkidul. Sebenarnya tidak sulit
menemukan pantai ciamik ini walaupun belum tertulis di papan-papan penunjuk
jalan, karena pantai ini searah dengan pantai Siung. Pantai Siung sudah cukup
terkenal dan sudah tertulis secara jelas di setiap papan penunjuk jalan menuju
pantai. Karena rumah Ana di Semanu, kamipun berangkat lewat Semanu bukan
wonosari yang merupakan jalur utama. Tapi bila para wisatawan berkunjung dari Jogja
maka lebih tepat lewat jalan dari kota Wonosari. Beda ke dua jalan ini adalah keramaian
lalulintasnya, bila lewat jalan semanu kita akan banyak melewati ladang dan
bukit-bukit kapur tak berpenghuni, sedangkan bila lewat jalan Wonosari kita
akan lebih banyak melewati rumah-rumah penduduk. Selain itu papan penunjuk jalan kebanyakan
menghadap arah dari Wonosari jadi lebih mudah untuk menemukan lokasi yang akan kita
tuju. Kami 4 srikandi petulang bahkan sempat kebablasan karena tidak membaca penunjuk jalan yang
hanya menghadap ke arah barat bukan ke timur (semanu dari timur, wonosari dari
barat)
Air terjun yang langsung jatuh ke laut lepas |
Selama perjalanan kami sempat beberapa kali
bertanya memastikan letak pantai Jogan karena memang kami takut bila nyasar
terlalu jauh apalagi hari sudah sore. Ketakutan kami ternyata tidaklah terbukti
karena sebenarnya letaknya sangat mudah dijangkau asal tahu letak pantai Siung,
dan kami semua tahu dimana pantai Siung itu (Red : selain Nevi). Pantai Jogan ternyata berada satu deret
dengan pantai Siung jadi TPRnya pun menjadi satu. Entah karena sudah sore atau
karena perubahan UU mengenai peniadaan restribusi pantai, kami langsung lolos masuk TPR dengan tidak membayar karena di pos
tersebut sudah tidak ada lagi penjaga.
Setelah bebera menit berjalan dari pos TPR kita akan menemui pertigaan kecil
yang bila lurus ke Pantai siung dan bila
belok kanan akan ke pantai Jogan. Tidak
perlu risau mau pilih pertigaan yang mana asal ada tanda kayu sederhana
berbentuk anak panah bertulis pantai Jogan maka kita tinggal mengikutinya.
Jalan setelah melewati tanda anak panah itu
cukup sederhana, karena bukan dari aspal namun cuma jalan setapak dari semen
yang dibuat untuk jalan mobil. Setelah
beberapa menit kita akan sampai dan parkir disebuah gubuk yang telah disiapkan.
Bisa kita kira-kira perjalanan dari semanu – pantai Jogan memakan waktu sekitar
45 menit, berarti kalau dari Jogja kira-kira memakan waktu 2 jam.
Kesan pertama ketika melihat pantai ini adalah
bingung karena langsung muncul pertanyaan mana pantainya? Kita ini di pantai
tapi rasanya bukan pantai. Yah bisa aku gambarkan bahwa ketika itu kita berada
di atas tebing yang dibawahnya langsung air laut dengan ombak yang berdebur
mengerikan. Mungkin pantai ini merupakan
pantai yang tidak berpesisir, tidak ada ombak yang menghantam pasir putih dan
tidak ada buih ombak yang dapat aku sentuh. Atau ini bukan Pantai tapi hanyalah
pesisir yang menghadap laut lepas dengan tebingnya sebagai jalur
tunjaman/tumbukan lempeng benua dan samudra. Hem..aku tidak tahu pasti karena
aku bukan ahli geomorfologi Pantai.
Setelah beberapa saat beradaptasi dengan
tempat yang baru, akhirnya kami melihat sebuah sungai kecil yang sejajar dengan
tebing yang kami injak, ahay…pasti air sungai itu turun langsung ke laut dan
membentuk water fall fenomenal
itu. Dan Waow..benar juga ketika kami
agak turun menuruni tebing dan segera air terjun itu telihat jelas. Hem
sebenarnya aku pengen banget turun untuk menikmati air terjun langsung dari
bawah, tapi gelombang saat itu sedang tinggi dan sangat berbahaya bila kita
harus turun, bisa-bisa tersapu ombak pantai selatan, ngeri kan??. Akhirnya kami
menimati air terjun dari atas atau hanya bermain air dari sungai kecil sumber
air terjun tersebut.
Berada disana dengan alunan musik deburan
ombak membuatku merasa menjadi mahkluk Tuhan yang kecil dan lemah karena apa
yang aku lihat ketika itu adalah salah satu kebesaran-Nya. Angin berhembus
keras membawa percikan-percikan air laut membasahi kami yang sedang berfoto
ria, Percikan ini tidak kami rasakan di bawah water fall tapi malah di
atasnya…ini sungguh pengalaman baru, karena biasanya kita akan terkena percikan
air dari sebuah air terjun bila kita di bawah air terjun.hhhh. so its
Amazing…Ombak berdebur, gemericik sungai, dan suara air yang menghatam batuan
kita rasakan bersama. Sungguh kaya tanah
Gunungkidul..sungguh kaya Indonesiaku. Suatu saat aku akan mengekplormu
Indonesia, ITU IMPIANKU.
Pantai Jogan pesonamu membuatku ingin
menyiarkannya keseluruh dunia bahwa tidak perlu ke pulau jeju atau ke Amerika
untuk menikmati air terjun yang langsung jatuh ke laut cukup ke Gunungkidul
saja. Yah,..Itu semua tidak perlu karena
di sini , dimana aku dibesarkan aku sudah bisa menikmatinya, mungkin alirannya
memang tidak sebesar yang ada disana tapi ini adalah bukti bahwa Indonesia punya segalanya, keindahan
alamnya. Indonesia adalah Negara
kepulauan sudah barang tentu punya banyak pantai dengan keindahan dan kekhasan
masing-masing, mungkin suatu saat nanti kita dapat menemukan pantai dengan air
terjun yang lebih besar…Ayo siapa mau mencarinya? bersamaku kita arungi
mimpi-mimpi itu. Kkkk
4 Srikandi petualng... |
……………
Setelah menikmati keindahan pantai Jogan kami
4 srikandi petualang memutuskan untuk segera pulang. Ketika itu waktu menujukan
pukul 16.30 dan awan bergulung-gulung membawa mendung yang menandakan akan
terjadii hujan lebat. Setelah membayar parkir sebesar Rp 3000,-/motor kami pun
pulang dengan perasaan was-was karena melihat cuaca yang sepertinya akan
mengganas. Karena sudah sore dan cuaca yang menghawatirkan maka diputuskan kami
lewat jalan menuju kota Wonosari yang ramai dan lebih aman.