Selasa, 30 November 2010

OJEK

OJEK


Udah hujan becek gak ada ojek! tentunya kalimat tersebut sangat akrab di telinga kita masyarakat Indonesia. Kalimat yang di populerkan oleh salah satu aktris Indonesia dalam sebuah sinetron ini telah tanpa sadar membarikan gambaran akan sebuah transportasi lokal yang sangat dibutuhkan dan membumi di Indonesia yaitu Ojek. Tapi sebenarnya apa itu ojek dan bagaimana perkembanganya di Indonesia tidak banyak yang tahu persis mengenainya. Dalam tulisan ini saya akan mencoba mengupasnya untuk membuka wawasan tentang ojek yang selama ini hanya kita ketahui di jalan-jalan saja.


APA ITU OJEK ?
Ojek adalah alat tranportasi umum informal di Indonesia. Disebut informal karena keberadaannya tidak diakui pemerintah dan tidak ada izin untuk pengoperasiannya. Ojek berbentuk kendaraan roda dua berplat hitam yang digunakan untuk mengangkut penumpang perorangan menuju salah satu tujuan yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat karena alasan jalan ataupun alam yang tidak mendukung , dengan dipungut biaya (biaya tergantung pada jarak tempuh atau suasana alam seperti malam hari akan beda ongkosnya dengan siang hari). Menurut Rimmer (1986), ojek merupakan sepeda yang memiliki sebuah tempat duduk penumpang di sampingnya. Saat ini bentuknya sudah dimodifikasi. Dalam wilayah kajian ojek dapat merupakan sepeda atau sepeda bermontor dan saat ini terdapat lebih banyak ojek sepeda montor daripada sepeda biasa.

PANGKALAN
Dimanapun kita berada di bumi Indonesia ini, di setiap ujung jalan, pojok perempatan perumahan, mall, pasar tradisional, kampung pedalaman bahkan kota besar sangat mudah untuk menemui pangkalan ojek. Penyebarannya terutama di mulut jalan arteri di mana jalan tersebut menghubungkan ke lokasi pemukiman. Biasanya ojek menunggu penumpang di tempat-tempat pemberhentian kendaraan umum, node yang merupakan simpul pertemuan antara jalan utama dan jalan arteri. Karena fungsinya sebagai alat angkutan umum penunjang, mengumpulnya ojek di suatu tempat sering dikaitkan dengan suatu indikasi bahwa di wilayahpengaruhtempat tersebut terdapat lokasi pemukiman.
Tujuan untuk memberi kenyamanan bagi penumpang jasa ojek telah memuculkan beragam perkumpulan ojek. Manajemen kegiatan ojek bahkan sudah tersusun rapi..
Berkumpulnya ojek adalah disuatu tempat yang diberi namapangkalan ojek” yang menerangkan nama sebuah perkumpulan ojek dan nama daerah dimana ojek itu berada ,pangkalan yang digunakan adalah tempat akses pertemuan antara kendaraan roda empat dan roda dua untuk melanjutkan perjalanannya menuju lokasi/tujuan yang dituju,pangkalan berada dimuka gang atau jalan kelas menengah kebawah atau dipintu gerbang perumahan yang akses kejalan raya cukup jauh, pada umumnya pangkalan didirikan diatas lahan milik pemerintah seperti pinggiran jalan raya ,trotoar atau dimana ada tempat yang kosong dan tempat menuju tujuan akhir dari penumpang (rumah atau suatu tempat) baik yang berkunjung kesaudaranya, teman atau dimana penumpang tinggal.

MENGAPA OJEK ADA?
Kendaraan umum local, ojek memiliki peranan penting yang khusus dalam melayani wilayah ‘inlet’ di daerah pemukiman desa-kota fungsinya adalah sebagai jasa angkutan umum penunjang bis dan colt/tuyul sifat layanannya adalah dari rumah ke rumah, biaya yang dapat ditawar (negoitiable) dan kapasitas formal hanya dapat menampung satu orang sekali mengangkut. Mengumpulnya ojek di suatu node mungkin menghantar asumsi bahwa tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat daerah pemukiman, atau mungkin, pemukiman menempati lokasi wilayahpengaruh’ (hinterland) dari node tersebut.
Angkutan umum local dan pertumbuhan baru memiliki hubungan yang interdependen. Secara kroniologis pemukiman lama yang lebih dahulu di bangun, mungkin menarik terjadinya lokasi pemberhentian yang pertama kali tumbuh dan disusul dengan aktivitas pelayanan kendaraan umum local, yaitu ojek. Hal yang terakhir ini kemudian meningkat , yang mana peningkatan itu disebabkan kondisi fisik dan kesempatan yang ada. Pelayanannya membawa dampak tidak langsung terhadap perluasan daerah pemukiman baru di wilayah desa-kota. Karena dengan adanya pelayanan angkutan umum yang dapat mencapai daerah ‘inlet’ pemukiman, berarti wilayah tempat tersebut relative mudah dijangkau. Dengan kata lain, wilayah pemukiman tersebut dipandang cukup akses. Selanjutnya, semakin baik pelayanan transportasi di suatu lokasi akan mempengaruhi secara interdependen pertumbuhan pemukiman.`
Ojek juga merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah mengatasi pengangguran yang persyaratannya tidak memerlukan keahlian khusus yang penting bisa mengendarai sepeda motor (tentunya harus mempunyai SIM dan mengerti rambu-rambu lalu lintas) serta memiliki kendaraan roda dua (motor) baik itu dapat beli kontan maupun didapat dengan cara kredit . Di dearah perkotaan ojek merupakan pilihan utama sebagai alternatif kendaraan bila ingin menghindar dari kemacetan yang lama.

TINGKAT RESIKO
Transportasi ojek dari waktu ke waktu kini telah berkembang dan semakin dipercaya masyarakat sebagai pilihan utama transportasi karena memiliki kelebihan dibanding dengan transportasi lainnya. Namun bagaimanapun tetap saja masih banyak hambatan yang dialami dalam perkembangannya, pertama dari pendapatan tukang ojek yang terus menurun, ini disebabkan oleh semakin banyaknya pendatang baru sebagai pengojek sehingga menyebabkan persaingan dan revalitas sesama tukang ojek. Ditambah pula dengan penumpang yang semakin sedikit karena semakin hari para penumpang mulai berpikir bagaimana mereka bisa memliki kendaraan roda dua itu sendiri.
Tentu gayung bersambut disaat mereka butuh kendaraan pihak produsen memberikan kemudahan memiliki kendaraan dengan fasilitas kridit dengan uang muka ringan bahkan apabila secara kolektif maka dibebaskan dari uang muka, disamping itu juga tidak jarang pengojek juga harus menyiapkan uang jago (japrem) untuk oknum petugas baik dari oknum POLRI maupun oknum TNI atau oknum lainnya. Tidak jarang kendaraan mereka raib digondol maling atau ditipu penumpang atau juga dibawa kabur teman tapi ini skalanya kecil, tingkat resiko yang paling tinggi adalah pengojek kehilangan nyawa untuk selamanya ini disebabkan oleh ulah penumpang yang berpura-pura sebagai penumpang terus ditempat yang sudah diatur(ditentukan oleh pelaku) maka pelaku membunuh tukang ojek dengan sadis,lalu kendaraannya dibawa kabur.
Pemberitaan juga banyak memojokkan para tukang ojek yang banyak melakukan tindak kriminal, seperti pemerkosaan, perampokan, hingga pembunuhan. Hal ini menyebabkan kepercayaan penumpang terhadap ojek berkurang dan bahkan memunculkan ketakutan terhadap ojek itu sendiri. Faktor lain yang menyebabkan menurunnya penumpang adalah perilaku tukang ojek sendiri ketika mengendarai motor yang cenderung ngebut dan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, penampilan para tukang ojek yang garang dan tidak meperhatikan kebersiahan kadang menyebabkan penumpang enggan naik ojek.

SENTUHAN POLRI
Beragam usaha dilakukan untuk meningkatkan jumlah penumpang dan kepercayaan maysatakat atas trasportasi ojek, salah satunya adalah lewat organisasi ojek. Hampir semua pangkalan ojek memiliki organisasi yang disusun atau diatur secara baik susunan organisasinya terdiri dari seorang ketua,wakil ketua,sekretaris, bendahara dan seksi-seksi (sesuai kebutuhan) pemilihan ketua ada dua versi kesatu ketua dari anggota ojek itu sendiri dan yang kedua dari luar lingkungan ojek seperti tokoh masyarakat atau dikalangan petugas baik anggota POLRI maupun TNI dan mengenai persyaratan masuk menjadi pengojek ada yang menggunakan sistim trayek ini tergantung tingkat volume keramain penumpangnya lebih ramai lebih mahal lagi ,biaya trayek ini kisaran dari mulai yang free sampai Rp 8.000.000,-sedang operasionalnya ojek diatur atas dasar kesepakatan seperti penumpang diatur siapa yang datang duluan itu yang dapat nomor urut yang kedua no urut dua begitu seterusnya sehingga dalam mencari penumpang pengojek tidak berebut.
Organisasi mereka juga mengatur tentang kepedulian terhadap teman atau lingkungan sekitar atau untuk kepentingan lain yang dianggap perlu dan mendesak prinsipnya bahwa mereka punya kas yang dipegang oleh bendahara ,uang tersebut didapat dengan melakukan iuran yang dipungut setiap hari besarnya berkisar antara Rp 1000,-sampai Rp 2000,- ini diperuntukan apabila diantara temannya ada yang sakit ,meninggal dunia atau kena musibah juga apabila ada keperluan yang mendesak ,ada juga apabila kegiatannya atas nama organisasi seperti menghadiri kondangan dan lain sebagainya ,ini pencerminan kepedulian sosial sesama teman yang tinggi.
Kebijakan pemimpin POLRI dalam menentukan arah ojek nantinya juga diperlukan seperti melakukan pembinaan secara intensif melalui petugas yang sudah disiapkan dan pastinya mendapat respon positif dari berbagai kalangan khususnya tukang ojek karena kepedulian POLRI yang telah turun lansung membina mereka , sehingga diharapkan Ojek menjadi salah satu mitra POLRI yang dapat mejaga keamanan yang turun langsung di jalan atau lingkungan. Tentunya ini sangat bagus karena bertujuan untuk membantu kepentingan tukang ojek itu sendiri maupun bagaimana mereka bisa memberikan kontribusi dalam membantu menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif minimal di lingkunganya umumnya di lingkungan yang lebih luas. Pembinaan ini juga dimaksudkan untuk menurunkan atau meniadakan resiko yang dialami oleh mereka,supaya memudahkan dalam mengawasi sesama teman atau antara petugas dan pengojek maka mereka dibekali kartu tanda anggota ojek yang dikeluarkan oleh polres setempat

DAMPAK POSITIF DARI HASIL PEMBINAAN POLRI
Hasil pembinaan yang terus menerus secara berkesinambungan dari petugas polri yang dilapangan baik pembinaan langsung maupun tidak langsung ,kini mulai membuahkan hasil yang cukup membanggakan pembinaan ini mencakup beberapa kepentingan baik itu terhadap kepentingan organisasi ojek yang mengatur tentang tata cara managemen ojek. Seperti mengaturan penumpang dengan menggunakan sistim nomor urut siapa yang datang duluan itu yang mendapat kartu nomor satu dan seterusnya ,juga terhadap pembinaan kesejateraan untuk intern mereka contohnya apaila ada yang sakit atau keperluan yang perlu dan mendesak maka mereka memiliki kas yang diambil dari iuran mereka tiap hari.
Tentunya pembinaan yang paling signifikan adalah bagaimana mereka mampu memberikan kontribusi terhadap kamtibmas banyak contoh keberhasilan yang mereka lakukan dalam membantu menciptakan situasi yang kondusif seperti menggagalkan terhadap kejahatan atau mampu menangkap pelaku kejahatan atau maupunmemberikan informasi baik kejahatan yang belum terjadi atau kejahatan yang sedang terjadi(dalam eposide berikutnya akan dirinci keberhasilan mereka yang menerangkan siapa,apa dan dimana serta bilamana mereka membantu tugas polri khususnya umumnya membantu lingkungan dimana mereka tinggal)

PREDIKSI
Ojek Dengan Berbagai permasalahan yang di hadapinya telah membuat banyak kalangan terutama POLRI turut campur untuk unruk mengatasinya. Belakangan ini, jenis kebutuhan transport local mendesak jenis angkutan informal lainnya, seperti ojek yang muncul di derah perkotaan . Walaupun tidak terlalu menonjol distribusi ojek, sebagian kelompok tertentu tidak menginginkan kemunculan ojek. Walaupun begitu, dapat dilihat begitu potensialnya transportasi ojek ini. Sehingga kemungkinan besar ojek akan mampu bersaing dengan kendaraan umum lainnya. Bahkan mungkin suatu saat nanti ojek mampu menjadi Transportasi umum formal di Indonesia seperti di India atau Filipina. Apalagi POLRI kini telah memberi lampu hijau untuk berkembangnya Ojek, bahkan beberapa daerah seperti Jakarka telah membuat Perda Khusus Ojek.
Peran serta tukang ojek yang kini juga telah memantapkan diri menjadi suatu komunitas legal yang diakui oleh pemerintah telah membawa perbaikan tersendiri untuk kemajuan Ojek dan menambah kepercayaan masyarakat akan ojek . Karena di dalamya ada aturan mengenai kode etik tukang ojek sehingga penumpang akan merasa aman dan nyaman untuk naik ojek.
Tentunya sentuhan atau pembinaan tukang ojek yang dilakukan Oleh POLRI ini diharapkan bisa terus berkesinambungan dan ini bisa dilanjutkan kembali. Ojek tidak perlu dihilangkan dan diantisipasi tapi perlu dikembangkan dan dimajukan kalaupun harus dihilangkan harus diantisipasi alternative penggatinya yang sampai sekarang belum juga ada.

Sumber :
Koestoer, R.H. 1997. Prespektif Lingkungan Desa- Kota, Jakarta : UI-Press
www.lodoya.co.id
www.wikipedia.com